Petama tama
Ada satu pertanyaan di kepala saya:
1. Apa makna internet bagi saya?
Makna Internet bagi Saya
Seperti kata Pierre Omidyar, internet telah membuat saya "empowered'. Internet adalah sebuah pintu menuju tempat yang tak terbatas...belajar sesuatu yang baru, melihat gambar syur terbaru, mendengar musik, mendapat gosip terkini, "menemukan" teman lama yang hilang, mendapat teman baru dan tentu saja, yang tak bisa disediakan banyak media lain, saya bisa berinteraksi dengan banyak orang didunia ini (termasuk mungkin, "monyet" yang bisa memencet keyboard).
Mengutip Enda, internet adalah "taman bermain raksasa kami yang tanpa batas" ...dan saya larut di dalamnya. Saya senang.
Internet melepaskan saya dari kungkungan badani...saya bebas berkelana kemana saja, berdebat dan bicara dengan teman-teman baru tanpa tahu rupa atau peduli kedudukannya dalam strata sosial sebenarnya. Yang bermakna di internet, bagi saya, adalah "isi" dari entitas yang berinteraksi dengan saya. Saya terlepas dan melepas semua kulit yang merintangi saya berkomunikasi dengan siapa saja. Saya keluar dari wadah yang mengurung saya (kayak Neo, di The Matrix gitu looooh...hahaha).
Seriously, internet memungkinkan orang untuk ditemukan atau menemukan orang lain, tanpa perlu penghubung seperti dulu. Bagi saya, arti internet terpenting adalah dalam istilah ini P2P; peer to peer atau people to people. Sepert eBay, dimana kita bisa jual dan beli apa saja, dengan siapa saja...dalam banyak konteks lain kita bisa melakukan apa saja dengan siapa saja. Isn't that cool?
Tentu saja ada sisi baik dan buruknya.
Dan itu terpulang kepada.....the man/woman/monkey/dog/chicken behind the keyboard.
Media Baru
Blog adalah media baru paling dasyat dari internet. Bukan kata saya, tapi kata BusinessWeek..
Menurut BusinessWeek (BW) dalam artikel yang berjudul Blogs Will Change Your Business, ada 9 juta blog di internet sekarang ini, walaupun di AS baru sekitar 27% yang baca media bernama blog.
Memang, menurut BW lagi, banyak blog yang bagus dan lebih banyak yang jelek, katanya "And yes, there's plenty out there not to like.Self-obsession, politics of hate, and the same hunger for fame that has people lining up to trade punches on The Jerry Springer Show. Name just about anything that's sick in our society today, and it's on parade in the blogs. On lots of them, even the writing stinks." (Btw, kalimat yang terakhir, kayaknya nyindir web gue nih...)
Tapi, sekali lagi menurut BW (hehehe), "Go ahead and bellyache about blogs. But you cannot afford to close your eyes to them, because they're simply the most explosive outbreak in the information world since the Internet itself. And they're going to shake up just about every business -- including yours."
Nah lo!
Yang terpenting, kalau kita bicara opini, inilah saatnya setiap kepala menyampaikan pendapatnya masing-masing. Memang harus dihadapi, ternyata pendapat orang beda-beda bahkan untuk suatu hal yang sekecil-kecilnya. Seperti, mana lebih enak buah nangka atau duren?
Ini saatnya pendapat orang tidak diwakili oleh headline sebuah koran atau majalah seperti "Sebagian besar orang Indonesia menyukai Duren". Itu dulu...sekarang...akan ada yang teriak "I hate duren" atau sebaliknya "I crave duren" dalam blognya..dan semua itu betul kan?
Kalau dulu saya ingin komplain terhadap layanan suatu badan pemerintah atau swasta...mengirim surat pembaca nggak dimuat, ngirim artikel tidak ada kabar...sekarang tulis aja di blog...:) Mungkin dibaca mungkin ngga...but who care? Yang penting adalah saya menyuarakan opini saya.
Yang menyenangkan adalah, dari 9 juta blog yang sudah ada dan 40 ribu blog yang muncul tiap hari, kata BW lagi dan lagi, anggaplah yang jelek (kayak web dan blog saya) ada 99.9%...artinya ada 40 blog bagus baru yang muncul tiap hari! Bukankah itu menyenangkan, membaca hal bagus dan belajar dari situ dengan GRATIS...(ngga gratis juga sih...karena perlu langganan internet dan bayar telpon).
Inti dari tulisan ini adalah, kali ini tidak mengutip BW, kita sedang dalam transisi ke dunia baru dimana setiap orang semakin punya kekuatan agar suaranya di dengar. Kita akan memasuki dunia informasi yang riuh rendah karena peranan filter akan semakin berkurang.
Kalau dulu, pendapat seorang jurnalis mungkin dapat mewakili generalisasi dari pendapat suatu masyarakat...maka di era internet, setiap perbedaan akan disuarakan. Termasuk menjadi sumber berita lokal dari tempat kita. Suatu saat, seorang karyawan/karyawati yang dari kantornya bisa melihat jalanan termacet di Jakarta, akan menjadi sumber berita terpenting mengenai kondisi kemacetan lewat blognya; seorang yang tinggal di Banda Aceh, akan menjadi sumber berita utama dari kelancaran distribusi bantuan; dan sebagainya.
Mungkin opini saya dibaca, mungkin tidak. Mungkin ada yang setuju, banyak yang tidak.
Tapi inilah pendapat saya, dan saya sudah mengungkapkannya.
Selamat datang Media Baru, selamat datang di Internet...the new land of promise and battle :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar